Farmasi dan apoteker sering disamakan oleh banyak orang, padahal sebenarnya ada perbedaan yang mendasar antara keduanya. Apoteker merupakan ahli farmasi yang mempunyai keahlian khusus dalam meracik, mengevaluasi, dan memantau obat serta pemahaman mengenai efek samping dan interaksi obat dengan tubuh.
Sementara farmasi merujuk pada bidang ilmu yang mempelajari pembuatan, pengolahan, serta penggunaan berbagai macam obat untuk mengobati penyakit. Banyak orang yang belum memahami dengan jelas perbedaan apoteker dan farmasi maka sering mencampuradukkan keduanya. Untuk mengetahui jelasnya, simak pembahasan berikut ini:
Perbedaan Antara Farmasi dan Apoteker
Farmasi dan apoteker merupakan dua kata yang sering digunakan secara bergantian, namun sebenarnya keduanya mempunyai perbedaan yang cukup signifikan. Apoteker mengacu pada seorang profesional kesehatan yang bertanggung jawab akan pengelolaan obat di apotek. Sementara, farmasi merupakan bidang ilmu kesehatan yang mempelajari semua hal yang berhubungan dengan obat, mulai dari produksi serta penggunaannya.
Profesi
Apoteker merupakan seorang profesional kesehatan yang bertugas untuk memastikan pasien memperoleh pengobatan yang tepat dan aman. Mereka bekerja sebagai manajer di apotek serta bertanggung jawab atas penjualan, penyimpanan, dan pengelolaan obat.
Sedangkan farmasis merupakan ilmuwan yang mempelajari bagaimana obat bekerja dalam tubuh manusia dan bagaimana obat bisa diproduksi secara efektif dan aman. Mereka bekerja di laboratorium, industri farmasi, juga perusahaan obat.
Pendidikan
Untuk menjadi apoteker, seseorang harus menempuh pendidikan kesehatan dan mempunyai gelar di bidang kesehatan. Mereka juga harus lulus ujian untuk mendapat lisensi untuk bekerja sebagai apoteker.
Sementara untuk menjadi farmasis, seseorang harus menempuh pendidikan di bidang farmasi dan memperoleh gelar sarjana atau magister di bidang tersebut. Mereka juga harus lulus ujian untuk mendapat lisensi di bidang farmasi.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab seorang apoteker yaitu memeriksa resep dokter dan memastikan pengobatan yang diberikan aman dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Mereka juga memberikan saran mengenai penggunaan obat dan memberikan informasi efek samping dan interaksi obat.
Sementara tanggung jawab seorang farmasis yaitu untuk melakukan penelitian dan pengembangan obat baru, memproduksi obat, serta memastikan kualitas dan keamanan obat.
Peran PAFI Intan Jaya
Untuk menghimpun semua tenaga kefarmasian serta menjaga komitmen dan integritas tenaga kefarmasian maka dibentuklah sebuah organisasi bernama PAFI (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia). Didirikan pada tanggal 13 Februari 1946 di Hotel Merdeka Yogyakarta, Zainal Abidin terpilih menjadi Ketua PAFI yang pertama.
Organisasi ini sudah mempunyai cabang di berbagai daerah salah satunya PAFI Intan Jaya. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah dan sarana penyalur kegiatan anggota dalam menggalang persatuan dan kesatuan segenap anggota untuk pembangunan kesehatan dibidang kefarmasian.
Sebagai sarana pengembangan, pembinaan dan meningkatkan keahlian serta memperjuangkan hak juga kewajiban semua anggota. Menjadi sarana penyalur aspirasi dan komunikasi antar anggota, organisasi, juga pemerintah.
Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai usaha produksi serta pelayanan kefarmasian serta pendidikan kefarmasian. Juga sebagai wadah yang mendorong dan memfasilitasi pendidikan berkelanjutan bagi anggota.
Dengan begitu, diharapkan melalui organisasi PAFI Intan Jaya ini, tenaga teknis kefarmasian bisa memberikan kontribusi nyata dalam tatanan kesehatan masyarakat dan mendapatkan tenaga teknis kefarmasian yang handal, dihasilkan dari sistem pendidikan yang berkualitas.
Untuk Anda yang ingin mengetahui lebih dekat mengenai PAFI Intan Jaya, maka bisa langsung mengunjungi websitenya di https://pafiintanjaya.org/. Disini Anda akan mendapatkan informasi terkini seputar kefarmasian.