Bio Saliva merupakan alat uji yang berfungsi untuk mendeteksi Covid-19 dengan menggunakan metode berkumur di bagian tenggorokan atau yang disebut gargle.
Alat uji tersebut merupakan karya inovasi terbaru yang dikembangkan oleh Bio Farma dan perusahaan rintisan bioteknologi dan telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan pada tanggal 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Dilansir dari laman resmi biofarma.co.id menjelaskan bahwa alat uji Bio Saliva tersebut memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alat uji yang sebelumnya telah beredar di pasaran. Misalnya dari sampel yang digunakan untuk pengembangan produk, semua berasal dari pasien Indonesia, sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk Indonesia.
Selain itu, Bio Farma juga dapat memastikan bahwa alat uji Bio Saliva atau tes Kumur tersebut dapat mendeteksi hingga angka Cycle threshold atau CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT <35 dengan sensitivitas hingga 93.57 persen. Hal tersebut, yang tentunya menjadikan Gargle-PCR atau PCR kumur sebagai alternatif selain gold standard Swab Nasofaring-Orofaring menggunakan PCR Kit yang memiliki sensitifitas hingga 95%. Untuk komponennya sendiri, Bio Saliva atau tes kumur terdiri dari beberapa komponen mulai dari tabung tube larutan pencampur dengan tutup dan laber berwarna merah, serta tabung tube cairan kumur memiliki tutup dan laber berwarna biru, termasuk corong atau adapter, yang semuanya terbungkus menjadi satu kotak kemasan. Sekretaris Bio Farma, Bambang Heriyanto, menjelaskan tentang tata cara penggunaan alat tes Covid-19, Bio Saliva, dengan sampel cairan bekas berkumur (gargled) dari pasien dengan tetap memperhatikan beberapa hal diantaranya. 1. Satu jam sebelum menggunakan Bio Saliva, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum, tidak merokok, tidak berkumur, serta jangan menggosok gigi. 2. Pasien harus datang dengan menggunakan masker, dan akan diminta untuk tarik napas sebanyak 5 sampai 6 kali, lalu batuk keras seperti orang tersedak. 3. Untuk langkah awal, ambil tabung tube cairan kumur dari dalam kotak, lepaskan masker, lalu tuangkan larutan kumur dari tube ke dalam mulut, jangan sampai ditelan. 4. Kemudian, lakukan gerakan berkumur selama 10-15 detik sambil menengadahkan kepala ke belakang. 5. Pasien juga harus dipastikan berkumur hingga mengenai tenggorokan. Sempatkan berhenti sejenak sambil menahan cairan kumur di dalam mulut, kemudian ulangi gerakan berkumur sebanyak tiga kali. 6. Setelah itu pasangkan corong ke tube cairan kumur tersebut, dengan cara buka masker dan keluarkan cairan kumur dari dalam mulut ke tube hingga mencapai batas garis, sebanyak 2,5 ml. 7. Kemudian pakai kembali maskernya, ambil tube larutan pencampur, lalu tuangkan isinya ke dalam tube cairan kumur. Tuangkan isinya ke dalam tube cairan kumur melalui corong yang telah terpasang sebelumnya. 8. Selanjutnya lepas corong dan pasangkan kembali tutup pada tube cairan kumur, lalu kocok tube hingga berbusa. 9. Setelah berbusa, Masukkan tube ke dalam plastik biohazard dan spesimen siap untuk diujikan menggunakan metode RT-PCR. SABAR ALIANSYAH PANJAITAN